Final AFF Menjadi Akhir Karirnya Riedl Berharap Bisa Juara


 Misi Riedl Mencetak Sejarah Bersama Indonesia





Alfred Riedl mempunyai misi bersama Indonesia di ajang AFF Suzuki Cup 2016. Pelatih asal Austria itu ingin meraih gelar juara Piala AFF untuk pertama kalinya.

Riedl, 67 tahun, sudah lebih dari 20 tahun menjadi pelatih dengan ada banyak klub dan negara telah dilatih. Untuk wilayah Asia Tenggara, pria yang sempat jadi pelatih Timnas Austria itu sudah menangani Vietnam, Laos dan Indonesia. Khusus Indonesia, dia malah jadi pelatih untuk tiga periode berbeda.

Untuk kiprahnya di Asia Tenggara, Riedl dua kali menjejak ke final. Yang pertama ketika melatih Vietnam, tapi di Piala AFF 1998 kala itu dia harus mengakui keunggulan Singapura.

Final kedua Riedl di Piala AFF dicapai bersama Indonesia pada edisi 2010. Dalam final yang sudah menggunakan format dua leg, Indonesia kalah dari Malaysia dengan skor 2-4.

Di tahun ini, Riedl kembali mencapai babak final bersama Indonesia. Laga pertama akan berlangsung di stadion Pakansari, Rabu (14/12/2016) malam WIB. Leg 2 akan dihelat di Rajamangala tiga hari berselang.

Menatap laga itu, Riedl sadar bahwa dirinya sudah pernah gagal di dua final. Tapi, dia mempunyai hasrat besar untuk mencetak sejarah di dunia sepakbola tanah air.

"Ini final ketiga saya di final Piala AFF. Yang pertama saya begitu tak beruntung di edisi 1998. Yang kedua, di 2010. Saat itu, saya mempunyai tim terbaik di turnamen menurut pandangan saya," kata Riedl di saat sesi jumpa pewarta sebelum pertandingan di hotel Aston Lake, Sentul, Bogor, Selasa (13/12) siang.

"Kali ini, kami sudah sangat bangga dengan apa yang sudah kami capai sejauh ini. Karena tak ada seorang pun yang memperhitungkan kami, tak ada yang percaya kami. Itu wajar dengan kondisi bahwa kami baru saja mendapatkan sanksi satu tahun dari sepakbola internasional. Kami jelas sangat bahagia dengan pencapaian kami sejauh ini."

"Kini kami mempunyai kesempatan untuk membuat sejarah untuk sejarah sepakbola Indonesia, saya sudah bilang itu kepada para pemain. Kita lihat saja apakah kami cukup kuat untuk mengalahkan Thailand, yang mana merupakan tim yang sulit dikalahkan."

"Tentu masih ada kesempatan. Di setiap laga selalu ada kesempatan. Seberapa besar kesempatan itu akan terlihat setelah dua pertandingan," tuntas pelatih yan pernah menangani PSM Makassar itu.

Buat Timnas Indonesia, ini adalah final kelima di Piala AFF. Sayangnya di empat kesempatan sebelumnya tak satupun trofi bisa dibawa pulang. Indonesia dua kali kalah di final oleh Thailand (2000 dan 2002), serta masing-masing sekali kalah di tangan Singapura (2004) dan Malaysia (2010)


EmoticonEmoticon