Tampil Gemilang Bersama Persija Pemain keturunan Tionghoa Ini Siap Bela Tim Garuda

 http://www.rebutbola.com/wp-content/uploads/2016/07/medium_e0ab8a2ba57a4d1ccbea88c1204b7882.jpg

Permainan di lini tengah Persija Jakarta pada Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo membuat nama Sutanto Tan menjadi familiar.
 
Ia pun disebut-sebut bisa meneruskan kisah legendaris para pemain Tiongha dalam persepakbolaan Indonesia. Satu hal yang pasti, Sutanto Tan bermain sepak bola karena kegembiraannya sejak kecil dan mimpinya untuk membela Indonesia dengan lambang Garuda di dada.

Sutanto Tan, atau yang akrab disapa Tanto, adalah pesepak bola muda Indonesia keturunan Tiongha yang kini tengah meniti karier di lapangan hijau. Namanya pun langsung dibanding-bandingkan dengan Tan Liong Houw, pemain legendaris Persija dan juga salah satu pemain penting Timnas Indonesia di Olimpiade 1956 di Melbourne, Australia.

Namun, Tanto yang saat ini masih berusia 22 tahun tentu saja masih jauh dari titik untuk menjadi seorang legenda. Pesepak bola kelahiran Pekanbaru ini baru saja memulai karier sepak bola yang diharapkan bisa terus berkembang di masa depan. Namun, Tanto pun sudah cukup merasakan asam garam kehidupan menjadi pesepak bola di Indonesia dengan sejumlah klub dari U-21 dijajalnya.

Sebagai anak muda keturunan Tiongha yang dibesarkan di Batam, memilih sepak bola sebagai jalur profesi tentu merupakan suatu hal yang sangat langka. Namun, Tanto memang mengejar keinginannya yang sejak kecil sudah bermain sepak bola walau bermain tanpa menggunakan alas kaki.

"Saya mulai bermain sepak bola sejak kecil di Batam, waktu sekolah dulu masih SD. Saya biasa bermain bersama teman-teman di kompleks rumah. Waktu itu kami bermain tujuh lawan tujuh, maksimal delapan lawan delapan karena lapangannya tidak terlalu besar. Saat itu saya bermain tanpa sepatu bola, kalau bahasa di sana kaki ayam (nyeker). Mau hujan atau panas pun jika sudah waktunya kami bermain sepak bola, kami tetap bermain," kisah Tanto saat berkunjung ke kantor redaksi Bola.com.

Namun, sepak bola bukanlah satu-satunya olahraga yang pernah dimainkan oleh Sutanto Tan di masa kecilnya. Sebagai seorang anak yang menimba ilmu akademik di sekolah internasional di Batam, dengan mayoritas muridnya merupakan keturunan Tiongha, bola basket menjadi olahraga yang lebih favorit di sana dan Tanto pun juga memainkannya.


Kendati demikian, Sutanto Tan tidak menyerah dengan sepak bola. Ia bahkan memulai untuk bergabung dengan klub sepak bola, seperti Pelita Jaya ketika masih duduk di bangku SMA. Pelita Jaya U-21 menjadi tim pertamanya untuk bisa mengejar keinginan menjadi pesepak bola di Indonesia.

"Ketika duduk di bangku SMP saya bersekolah di Mundial International School. Namun, karena di sana mayoritas muridnya orang Tiongha, olahraga basket menjadi lebih favorit. Jadi saya mulai memainkan bola basket dan sepak bola, tapi bola basket hanya untuk pergaulan saja," kisah Tanto

"Waktu saya sudah SMA, saya pun memulai karier di Pelita Jaya U-21, waktu di bawah Coach Rony Raymond, di mana saat itu kami berlatih di Sawangan," lanjutnya menceritakan awal ceritanya lebih serius dengan profesi sebagai pemain sepak bola.

Sejumlah klub yang memiliki tim U-21 pun dijajalnya. Setelah Pelita Jaya berganti nama menjadi Arema Cronus, Tanto mengikuti pelatihnya bergabung dengan Pelita Bandung Raya U-21. Bahkan Persib U-21 pun juga sempat dijajalnya walau hanya dalam hitungan hari. Malang melintang di tim muda sejumlah klub Indonesia, Tanto pun mencari peruntungan dengan mencoba melamar ke klub Singapura.
"Saya pindah ke Singapura dan bergabung dengan Hougang United. Batam dekat Singapura, saya pun mencoba komunikasi dengan klub di sana untuk bisa mengikuti trial. Selama seminggu saya bolak-balik Batam dan Singapura. Ada beberapa teman juga di sana, sehingga kadang saya menginap di sana."
 

"Setelah kurang lebih satu minggu berada di sana, Hougang United memberikan jawaban dan saya diberi kontrak selama setengah musim. Waktu saya masuk musim kompetisi memang sudah berjalan. Saya bermain cukup baik di sana dan bermain sebagai striker di tim U-23. Saya bermain dalam 14 pertandingan dan mencetak sembilan gol. Saya juga diberikan kesempatan bermain di tim senior. Pelatih di sana memaksakan anak-anak muda untuk naik ke tim senior dan ikut bertanding demi pengalaman. Itu bagus untuk pemain muda," ujar Sutanto Tan.




Related Posts


EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng
:lv